Tradingview Widget

Showing posts with label Indikator. Show all posts
Showing posts with label Indikator. Show all posts

Saturday, August 14, 2021

Membuat Screener dengan Trend Indicator di TradingView

Untuk mencari suatu uptrend cara termudah adalah dengan menggunakan indikator teknikal. Caranya bisa dilakukan hanya dalam waktu singkat dengan menggunakan filter/ screener yang tersedia gratis di web ataupun aplikasi TradingView (https://tradingview.com). 
Dalam video di channel Stock Technician (https://youtu.be/wbiMA1YGPV8) saya memberikan 2 indikator trend yang sangat bermanfaat untuk mendeteksi harga yang bergerak naik, yaitu MACD dan ADX.

Gambar 1. Video di youtube

Melalui tulisan ini akan diberikan cara untuk membuat filter sesuai dengan video tutorial tersebut.


1. Filter MACD.

Pada web / aplikasi TradingView, pada bagian kiri bawah terdapat tulisan Stock Screener. Buka menu tersebut, maka tampilannya akan seperti pada gambar 2.


Gambar 2. Pilih menu <Stock Screener>

Klik menu <Filter>, dan sebuah pop-up menu akan muncul. Pada bagian ini bisa dipilih kriteria apa yang diinginkan sehingga saham-saham yang memenuhi kriteria tersebut muncul.
Gambar 3. Memilih menu <Filter>

\
Disarankan untuk klik pada tulisan <Reset All> di pojok kanan atas untuk melakukan pembersihan pada kriteria yang mungkin sudah pernah diberikan. Pada bagian atas bisa dipilih pada menu <Technical> untuk menampilkan semua kriteria teknikal yang disediakan TradingView. Masukkan "MACD" pada kolom pencarian seperti pada contoh Gambar 4.

Gambar 4. Mencari Indikator MACD

Pada tahap ini, pilih <Above or equal> dan <MACD Signal(12,26)> . Pada kolom MACD signal(12,26) berikan kriteria <Above> dengan value bernilai <0>


Gambar 5. Nilai pada filter MACD


Filter ini akan memilih semua saham yang MACD berada di atas signal dan signal berada di atas 0. Filter ini tidak akan menampilkan saham yang golden cross, tetapi signal berada di bawah level 0.
Setelah proses ini selesai tutup pop-up menu, dan TradingView langsung menampilkan semua saham yang golden cross dan signal lebih besar dari 0. 

Gambar 6. Memilih menu <Filter>

Tradingview menampilkan jumlah saham yang lolos kriteria dan bagian filter akan tampak angka 2 yang menandakan ada 2 kriteria yang digunakan. Lihat Gambar 6.


2. Filter ADX

Pemasangan ADX  pada prinsipnya sama sperti pada langkah sebelumnya, tetapi pada bagian memilih filter Technical lakukan pencarian dengan keyword "ADX".

Setelah kriteria ditampilkan, isi kolom ADX dengan nilai <Above> dan nilai <20>. Sedangkan pada kolom Positive Directional Index pilihlah <Above or Equal> dan pilih < Negative Directional Indicator(14)>. Seperti pada Gambar 7.


Gambar 7. Filter ADX

Kedua filter tersebut sebaiknya tidak digabungkan, karena bisa meningkatkan resiko terjadinya false signal. Hasil dari kedua screener tersebut dipilih secara manual dengan melakukan pemeriksaan pada chart. Klik pada kode ticker saham yang ditampilkan screener, TradingView akan langsung menampilkan chart saham tersebut.

Selamat mencoba semoga bisa membantu.

Friday, April 3, 2020

Menemukan saham pemberi cuan dengan CCI Divergences

Indikator CCI adalah salah satu indikator yang tersedia di hampir semua charting software.Saya menggunakan CCI sejak menggunakan Chartnexus lalu pindah ke Amibroker  dan sekarang di Tradingview tetap menggunakan CCI sebagai salah satu indikator favorit.
Dalam keadaan normal, saya seorang naked chartist, tetapi dalam situasi tertentu CCI sangat membantu untuk mengambil keputusan untuk menentukan posisi di pasar.

Cara penggunaan CCI:

CCI digunakan untuk mendapatkan indikasi harga akan bergerak naik atau turun dari posisi sideways.
CCI dibagi dalam 3 zona, yaitu zona oversold saat CCI ada dibawah -100, zona oversold saat CCI berada di atas nilai 100 dan zona netral saat CCI berada diantara -100 dan 100. Penggunaan umum CCI adalah:


1. CCI menembus -100 dari bawah ke atas, mengindikasikan harga akan beranjak naik.Seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. CCI naik ke atas -100


2. CCI menembus 100 dari atas ke bawah, memberikan indikasi harga akan bergerak turun.Seperti terlihat pada gambar 2

Gambar 2. CCI turun ke bawah 100


Penggunaaan CCI sangat mudah, satu cattan yang harus diperhatikan adalah CCI bekerja sangat baik saat harga sedang sideways / trendless. Bila sedag trending, maka CCI cenderung berada di zona overbought ataupun oversold, sehingga tidak menghasilkan signal apapun.CCI bersifat leading, sehingga hanya diperlukan beberapa candle untuk membuat CCI bergerak memberikan signal. Dengan sifat leading sebagaimana indikator leading lainnya, CCI termasuk sering memberikan false signal. Sebagai trader diperlukan sedikit ketelitian dalam penggunaan indikator ini.

Divergence pada CCI

Salah satu metode dalam menggunakan CCI adalah dengan menemukan divergence. Suatu kondisi dimana CCI bergerak berlawanan arah dengan harga. Misalnya harga membentuk lower low tetapi CCI membentuk higher low mengindikasikan harga akan bergerak naik lazimnya disebut sebagai bullish divergences, seperti diberikan pada gambar 3.


Gambar 3. Bullish divergences 

Selain bullish divergences, ada bearish divergences yaitu saat harga bergerak membentuk higher high sebaliknya CCI memberikan bentuk lower high, indikasi yang diberikan adalah harga akan bergerak turun, seperti pada contoh Gambar 4.

Gambar 4. Bearish divergences

Pada chartnexus, untuk menemukan divergence diperlukan usaha extra, memperhatikan satu demi satu chart. Pada prakteknya, untuk menemukan divergence pada CCI saya menggunakan bantuan AFL (Amibroker Formula Language).  Dengan menggunakan AFL pekerjaan cukup dilakukan sekali dan bisa dipakai berulang.Saya hanya mencari bullish divergence menyesuaikan dengan kondisi pasar saham Indonesia yang hanya memungkinkan cuan lebar saat harga bergerak naik, Trader tidak dimungkinkan membuka posisi sell.Cara menemukan bullish divergen adalah dengan melihat saat CCI turun dibawah -100 dan mencari dara lembah. Dari dasar lembah tersebut lalu dihubungkan dengan dasar lembah sebelumnya. Bila dasar lembah sebelumnya lebih rendah dari dasar lembah terakhir diperlukan langkah selanjutnya.Memeriksa harga pada saat CCI membentuk dasar lembah. Dengan demikian kita harus menemukan Low saat terjadi dasar lembah pada CCI lalu dihubungkan dengan garsi. Bila garis pada CCI dan garis pada harga berlawanan arah, itulah yang kita sebut sebagai divergences.Sebagai contoh saya berikan chart BBRI, sama seperti Gambar 4, dengan menggunakan AFL pada Amibroker.

Gambar 5. Bullish Divergence dengan AFL

Perhatikan signal kuning pada panel CCI, AFL telah memberikan tanda saat CCI naik ke atas -100 dengan didahului oleh divergence. Di panel CCI sudah disertakan juga garis divergence, sehingga untuk memeriksa lebih mudah dilakukan dengan memeriksa harga terendah pada panel harga yang sesuai dengan dasar lembah pada CCI.
Gambar 6 menunjukkan signal yang diberikan oleh CCI beberapa waktu sebelum terjadi rally pada BRPT

Gambar 6. Signal buy pada BRPT

Divergence pada CCI akan sangat berguna untuk mendeteksi reversal yang akan terjadi saat IHSG berbalik arah dari bearish menjadi bulllish. Akan ada sangat banyak pilihan saham yang menunjukkan reversal. Dengan bantuan indikator CCI bisa ditemukan saham potensial dengan lebih cepat tanpa perlu berlarut-larut memperhatikan setiap chart.

Untuk kawan-kawan yang ingin menggunakan AFL CCI Divergences bisa mengisi form, akan dikirimkan melalui WA ataupun email. Pengiriman batch 1 akan dilakukan pada tanggal 10 April 2020. Batch selanjutnya akan dikirim bila peminat mencapai 100 orang. Supaya kirimnya bareng, gak cape bolak balik entry nomer di WA. Pastikan nomer WA dan email valid, karena gak mungkin saya memeriksa data. Video penjelasan mengenai indikator inibis dilihat melalui  channel Youtube StockTechnician.

Sunday, June 2, 2019

Menemukan saham dengan potensi naik minimal 10%

Untuk trading saham di BEI, hanya bisa menghasilkan keuntungan bila membeli di harga rendah dan menjual di harga tinggi. Dengan demikian, cara trading yang paling masuk akal adalah memilih saham yang sedang uptrend.

Salah satu cara yang paling mudah untuk memilih saham uptrend adalah dengan melihat harga yang berada di sekitar all time high (ATH). Dalam mengamati pergerakan harga, saya membatasi diri melihat saham yg tutup di atas 90% ATH, dengan demikian masih ada kurang lebih 10% untuk mencapai ATH dan bonus lebih besar bila harga bergerak membentuk ATH yang baru, yang jelas peluangnya sangat besar karena uptrend yang sedang terjadi.

Dengan screener ini, sepanjang tahun 2018 terdapat 4829 signal yang dihasilkan.


Dari signal yang dikeluarkan tersebut, bila pilih hanya yang berstatus ATH terdapat 810 signal. Dan 412 signal menghasilkan keuntungan lebih dari 10% setelah 50candle, dan ada 398 signal yang menghasilkan kurang dari 10% atau bahkan rugi.


Sebaiknya untuk menguji sebuah screener dilakukan dalam rentang yang panjang, sehingga bisa terlihat kemampuan screener dalam menghadapi berbagai kondisi pasar.

Silahkan lakukan pengujian pada screener ini melakukan modifikasi untuk penyesuaian. Screener ini hanya menghasilkan signal beli, bukan suatu trading system yang lengkap. Lakukan testing untuk berbagai parameter untuk mendapatkan hasil yang optimal untuk trading. AFL ini bisa di download melalui cloud server dengan mengikuti link ini. Ada dua versi screener untuk pengguna Amibroker versi  6.20 dan yang lebih baru bisa menggunakan keduanya, sedangkan pengguna versi sebelumnya bisa menggunakan versi lawas. Perbedaan keduanya adalah pada kecepatan mengolah output, tetapi tidak terasa perbedaan yang signifikan karena data yang diolah cuma sedikit. Pengguna Amibroker versi 6.0 dan sebelumnya akan menemui error pada AFL disebabkan oleh kompatibilitas Formula Editor yang belum mendukung penggunaan Statment "AddMultipleColumn"

AFL ini disimpan pada folder custom sehingga bisa dimodifikasi, bila diaplikasikan pada chart harga, maka akan ada area berwarna di ATH sampai -10%, dan saat penutupan ada dalam area watchlist tersebut akan diberi notasi dot biru pada bagian atas harga. Sedangkan bila tercipta ATH yang baru, maka notasi yang diberikan adalah dot kuning.

Contoh penggunaan screener ini bisa dilihat di channel Stock Technician.

Berikut adalah hasil screening untuk candle tanggal 31 Mei 2019, yang mencapai ATH adalah  BELL, CLEO, BTPS dan MDKA. Sedangkan yang sudah boleh mulai entry adalah ACES, MTDL PWON dan SMSM karena terlihat sudah mengalami retracement dan sekarang sudah kembali berada dalam area >90% ATH, semoga berikutnya bisa membuat ATH yang baru dan memberikan keuntungan lebih banyak lagi.



Semoga bisa membantu.

Thursday, July 13, 2017

Trading dengan MACD

Berulang kali dibahas di group telegram 6sTraderSkill mengenai indikator MACD. Sebuah indikator klasik yang powerfull. Untuk trading di bursa saham dengan menggunakan MACD adalah hal yang paling sederhana.
MACD adalah tipikal lagging indikator, indikator yang bergerak dibelakang harga, sehingga terkadang signal yang dikeluarkan terlambat dibandingkan pergerakan harga. Harga udah naik cukup tinggi, barulah MACD mengeluarkan signal buy, begitupun sebaliknya bila harga sudah turun jauh, barulah MACD mengeluarkan signal sell. Kelebihannya, MACD jarang mengeluarkan false signal, bila harga sudah konfirmasi naik, barulah MACD memberikan signal buy. Dengan keunggulan ini, maka MACD menjadi pilihan utama position trader.

Indikator MACD terdiri dari 2 kurva, yang diberi nama MACD dan Signal. Secara luas penggunaan indikator ini menggunakan perioda 12,26,9. Biasanya ditulis MACD(12, 26,9), tetapi karena penggunaan periode ini sudah sangat luas, sehingga bila dicantumkan MACD tanpa keterangan, maka secara default yang digunakan adalah MACD(12,26,9). Tentu saja periode bisa dimodifikasi, menyesuaikan dengan kebiasaan trader, tentunya perlu melakukan pengujian dalam rentang yang cukup panjang untuk memastikan MACD sesuai dengan gaya trading yang bersangkutan.

Sekarang kita coba melihat saham BNGA dan coba praktek trading dengan MACD. Aturan utama dalam menggunakan MACD di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah beli saat garis MACD memotong (crossover) signal dari bawah ke atas – disebut golden cross (GC). Posisi jual dilakukan saat MACD memotong (crossover) signal dari atas ke bawah – disebut dead cross.


Perhatikan BNGA pada tanggal 24/5-2016 sedang dalam fase downtrend. Terlihat MACD dalam keadaan DC. MACD berada di bagian bawah candle stick chart, terlihat keterangan di kiri atas, MACD(12,26) = -16.51 dan Signal (12,26,9) = -13.25. Angka itu adalah nilai dari perhitungan matematis dengan rumusan tertentu, tetapi lebih praktis dengan melihat langsung chart MACD.
Perhatikan tulisan MACD berwarna biru dan tulisan signal berwarna merah, ini memberikan keterangan MACD adalah garis yang berwarna biru dan signal adalah garis berwarna merah.

Dengan kondisi seperti ini BNGA sebaiknya dihindari, karena dalam posisi downtrend dan masih akan turun, kita akan menunggu beberapa hari lagi untuk ambil posisi beli.

Pada tanggal 2/6-2016, seperti terlihat pada gambar berikut, terjadi GC pada MACD meskipun yang terjadi adalah candle hitam.


Karena data harian diupdate setelah pasar tutup maka posisi beli baru dapat dilakukan pada hari pasar berikutnya.
Data pada tanggal 3/6-2016 (OHLC) adalah; 500, 500, 492, 496. Open di 500 dan Close di 496. Bila melihat MACD sudah GC, maka dilakukan pembelian pada kesempatan pertama, beli di harga 500. Sorenya berhasil nyangkut 4 point, SEMPURNA.

Tanggal 8/6-2016 BNGA terbang tuh, ada upper shadow yang cukup panjang cukup mengerikan, karena menandakan bear menang dalam pertarungan sehingga harga ditutup jauh dari titik tertinggi.


Hari berikutnya, BNGA dibuka dengan gap-up dan seperti pada prediksi tanggal 8/6 upper shadow yang panjang berhasil membuat candle hitam, tetapi yang menggembirakan adalah tercipta higher high, bahkan break resisten 530. Pada chart disamping entry point adalah garis horizontal hijau. Garis horizontal biru adalah resisten 530 yang tercipta pada 26/5. Garis vertikal merah adalah tanggal entry. Saat break resisten kemungkinan ada yang nambah, averaging up, okeh kita taro garis vertikal lagi di tanggal 9/6 sbg tanda melakukan averaging up. Tetapi ternyata BNGA hanya bikin long upper shadow, hasilnya bisa ditebak? Nyangkooot maning, SEMPURNA!

Hari-hari selanjutnya sangat menyiksa karena BNGA melakukan perjalanan ke Timur, sampai negara api menyerang, #eh, lihat chart aja deh, biar gak ngelantur.

Tanggal 30/6 BNGA break resisten lagi, apakah kali ini averaging up lagi? Gak ada masalah kalau mau averaging up, tapi mengingat setelah terakhir kali averaging up dan nyangkut dengan sempurna, kali ini psikologis dan rasionalitas akan melarang averaging up, karena bisa jadi BNGA akan terus berjalan ke Timur.
Cuan adalah nasib yang tak terelakkan. Bila memang sudah takdir cuan, apapun yang dilakukan takkan bisa menghindari cuan. Tanggal 1/7-2016 BNGA tanpa hujan, tanpa angin tiba-tiba membentuk candle putih tinggi lengkap dengan upper shadow. SEMPURNA!


Perhatikan pada tanggal 1/7-2016 MACD langsung bergerak ke teritori positif. Karena data EOD diupdate saat pasar tutup, jadinya averaging up baru dilakukan pada hari berikutnya.

Ternyata BNGA kena suspend, tanggal 4/7 tidak ada transaksi sampai 5 hari berikutnya. BNGA masuk sel. Cuan yang tertahan, tidak bisa direalisasikan, tidak bisa ditambah. Nasib dah sebagai kaum cuan.
Setelah suspend dicabut, BNGA terlihat bingung, beberapa doji tercipta, MACD terlihat menukik tajam, siap-siap jualan, tetapi bila nasib cuan, gak akan bisa menghindar, tanggal 19/7-2016 BNGA bikin candle putih besar dengan upper shadow, MACD tiba-tiba lompat naik menjauhkan kemungkinan jualan. Bahagia itu sederhana.

Seperti biasa, bila break resisten, lakukan averaging up, kali ini berasa lebih pede, karena floating profit udah lumayan tebal.Setelah itu BNGA meneruskan perjalanan ke Timur Laut, MACD terus beranjak searah dengan pergerakan harga.

Tanggal 25/7-16 terlihat BNGA masuk sideways lagi, hadeh, istirahat lagi setelah mendaki dengan cepat. Malahan pada 28/7-16 terlihat BNGA membentuk doji, signal waspada kemana arah gerakannya, harus diantisipasi. MACD masih GC, aman, lanjutkan siap-siap averaging up lagi bila tembus resisten.
Ternyata gak perlu menunggu lama, rejeki anak soleh. Tanggal 1/8-16 BNGA sudah uji resisten lagi, tapi tidak kuat, Hari berikutnya konfirmasi breaking resistant. Averaging up lagi, biar cuannya makin cepat berlipat. MACD masih mantap GC jauh di atas 0.


Bahagia itu ternyata sederhana, karena dengan melihat MACD saja sudah bisa menghasilkan lumayan tebal.
Apakah cukup cuan segitu? MACD masih GC, dan mana pernah ada kata cukup untuk cuan? Tambah terus, tapi jangan sampai mabok ya.

BNGA ternyata masih naik terus, sampai pada tanggal 9/8 MACD mulai turun mendekati signal.



Akhirnya pada 11/8 MACD dengan resmi DC. Sekali lagi karena EOD diupdate setelah pasar tutup, jualannya pada hari berikut. Karena ragu-ragu menentukan titik keluar, akhirnya keluar di titik lowest yaitu 940. Dichart, exit point diberi garis horizontal merah dan garis vertikal hijau. Apakah ada penyesalan? Ada dong, sebelumnya averaging up di 965, sekarang jualan di 940. Mari kita berhitung,
Entry :  3/6-2016 di harga 500;
Exit   : 12/8-2016 di harga 940
2 Bulan 10 hari menghasilkan profit 88%.
Bagaimana dengan averaging-up yang dilakukan beberapa kali? Kok gak dihitung? Silahkan hitung sendiri, pakai skenario sendiri. Saya yakin persentasenya lebih kecil dari 88% tetapi dengan nominal yang berlipat. Hanya dengan indikator MACD loh, tidak ada indikator lain yang digunakan untuk menghasilkan cuan.


Segitu aja caranya trading dengan indikator MACD. belum yakin? Kita lanjutkan lagi dengan BNGA yang sudah DC. Apa yang akan terjadi pada hari-hari selanjutnya? Waduh ternyata BNGA masuk fase sideways, sempat juga lompat  ke atas level exit. Penyesalan selalu datang terlambat, kalo datangnya duluan namanya pendaftaran, eh ngaco lagi. Langsung chart aja!


Terlihat saat MACD DC harga memasuki fase sideways, MACD terus turun, menuju ke teritori negatif.
Perhatikan dengan saksama, setelah MACD masuk teritori negatif, harga meluncur turun, gak pake rem. Selama berada di teritori positif dalam keadaan DC, harga cenderung turun perlahan. Perhatikan hubungan pada kondisi MACD GC di teritori negatif dan GC di teritori positif. Bagaimana pergerakan harga saat MACD DC di teritori positif dan apa yang terjadi saat MACD DC di teritori negatif?

Dalam kasus BNGA ini hanya menggunakan MACD, bisa menghindarkan trader dari salah posisi, membantu untuk mengambil keputusan hold atau sell, melihat peluang untuk averaging up. Bahagia itu sederhana.

Sebagai perbandingan perhatikan chart berikut, di buat saat MACD kembali ke kondisi GC.
Kemana lanjutan pergerakan harga BNGA? Silahkan diamati, bila masih meragukan trading dengan menggunakan MACD, bisa dicoba pada saham lain.


Ada yang kurang jelas? Silahkan bergabung dalam chat group telegram 6sTraderSkill untuk berdiskusi lebih jauh, belajar bersama, menggali lebih dalam sisi-sisi trading saham yang mungkin terlewatkan.
Cuan adalah nasib, nyangkut adalah pilihan.


Disclaimer: Tulisan ini dibuat sepenuhnya untuk tujuan pembelajaran, bukan ajakan, imbauan ataupun anjuran untuk membeli dan atau menjual saham. Lakukan analisa secara mandiri, sebelum mengambil keputusan. Penulis dan 6sTraderSkill tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan dalam mengambil keputusan dalam bertransaksi di pasar modal.

Thursday, June 1, 2017

Indikator Moving Average

Moving average atau kita sebut sebagai Rerata bergerak adalah salah satu indikator yang banyak digunakan. Indikator Moving Average adalah lagging indicator, atau indikator yg bergerak dibelakang harga. Moving Average kemudian diupayakan untuk lebih responsif terhadap harga, maka kemudian dikembangkan Exponential Moving Average (EMA/ XMA) dan Weighted Moving Average (WMA). Masing-masing varian MA tersebut bisa ditemui di charting software.




Gambar 1. Perbandingan gerakan SMA, EMA dan WMA
Perhatikan Gambar 1. Chart TLKM yang dilengkapi dengan SMA(50) berwarna hijau, EMA(50) berwarna kuning dan WAM(50) berwarna merah. Ketiga varian MA tersebut dengan periode yang sama yaitu 50, tetapi terlihat WMA lebih responsif pada pergerakan harga, tetapi tetap ketinggalan dibanding pergerakan harga. Dengan demikian pemilihan untuk menggunakan varian MA sangat bergantung pada trader yang memilih, menggunakan MA yang mana dalam melakukan analisa pergerakan harga saham.

Saat ini akan digunakan Simple Moving Average (SMA), sedangkan penggunaan EMA dan WMA pada prinsipnya sama saja. Sebagai trendfollower, SMA difungsikan sebagai indikator yang memberikan konfirmasi trend. Sifatnya yang lagging, menguntungkan sebagai indikator yang paling lambat dan jujur saat digunakan menilai trend yang berlangsung. Harga di atas MA, kita katakan uptrend. Sedangkan bila harga di bawah MA, kita katakan downtrend.




Gambar 2. MA(50) dan MACD(12,26,9)
Perhatikan Gambar 2. saat harga berada di antara  garis vertikal kuning bisa diperhatikan, MACD berulangkali naik dan turun golden cross dan death cross bergantian, tetapi selama harga masih berada di atas MA(50), maka masih terus melaju naik. Higher high, higher low terus terjadi. Dengan bantuan MA(50), gerakan indikator MACD mendapatkan bantuan yang cukup baik untuk mengambil keputusan beli, hold ataupun jual.
Sekarang akan dilakukan eksperimen dengan menggunakan 2 buah MA, yaitu MA(50) dan MA(20). Aturan penggunaan 2 buah MA sederhana saja ;
Signal beli saat MA periode pendek memotong MA periode lebih panjang dari bawah ke atas, kita sebut Golden Cross (GC). MA periode pendek memotong MA periode panjang dari atas ke bawah, kita sebut Dead Cross (DC).

Bahan percobaannya adalah saham TLKM selama periode Juni – Agustus 2016, digunakan MA(5) dan MA(20) sebagai sample indikator. Perhatikan Gambar 3. Tanggal 4/5-2017 Saat itu MA dalam posisi DC, sehingga disimpulkan harga akan turun, saham TLKM tidak bagus untuk dibeli.




Gambar 3. TLKM -DC MA(5) vs MA(20)
Sesuai aturan di atas, maka perlu menunggu saat yang tepat untuk melakukan pembelian saham TLKM. Memang secara kasat mata terlihat TLKM sedang jalan turun, setelah naik cukup tinggi.
Seperti sudah disinggung sebelumnya MA adalah lagging indikator, sehingga harga sudah bergerak turun cukup jauh, baru ada signal sell dari MA.
Selanjutnya terjadi Golden Cross, tepatnya tanggal 11/5-2016. Karena EoD diupdate saat pasar tutup, maka pembelian dilakukan pada hari berikutnya 12/5-2016, diharga 3710, cukup menghibur walaupun saat itu beredar foto Dian Sastro foto bareng DKI-1, bisa terobati dengan TLKM yang GC.




Gambar 4. TLKM GC pada tanggal 11/5-2016
Seperti pada Gambar 4. terjadi kenaikan 1,1% pada saham TLKM. suatu awal yang baik dengan mengikuti signal MA. Selanjutnya, berdasarkan posisi MA yang masih dalam keadaan GC, maka tidak perlu keluar, tetap mengikuti uptrend yang sedang terjadi.
Tanggal 19/5-2016 terjadi peristiwa yang cukup menghebohkan, saham TLKM mengalami koreksi cukup dalam. Gambar 5. memperlihatkan koreksi yang terjadi cukup besar, TLKM di tutup -2,9%.




Gambar 5. TLKM tanggal 19/5-2016
Bagaimana bisa terjadi, apakah TLKM terkena sentimen negatif karena sidang Saiful Jamil yang dilaksanakan hari itu?  Indikator MA dalam keadaan GC, walaupun banyak yang galau dengan sidang Saiful Jamil, tetapi belum saatnya keluar dari saham TLKM. The show must go on. Tetap hold TLKM, apapun hasil sidang.
Terbukti kesabaran dan ketekunan tanpa terpengaruh rumor apapun memberikan hasil. Tanggal 3/6-2016, TLKM break high, naik dengan candle merah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 6.




Gambar 6. TLKM 3/6-2017 break high walaupun dengan candle warna merah.
Kenapa bisa break high, naik tetapi candle merah ya? Cukup mengherankan, mungkin karena saat itu beredar berita mengenai Jessica Iskandar yang jual mobil untuk dijadikan modal. Hallo Neng Jessica, perlu modal buat di pasar saham ya?
Perhatikan gerakan harga TLKM, terus menerus higher high dan higher low. Pertanda uptrend yang sangat bagus. Berapa lama akan bertahan, belum ada yang pasti, selama kondisi MA masih GC, terus ikuti gerakan naiknya.




Gambar 7. TLKM rebound,indikator MA hampir DC.
Tanggal 14/6-2017, pergerakan MA cukup membuat galau, sore hari saat memeriksa chart dengan EoD, ternyata MA(5) sudah meluncur turun mendekati MA(20). Perhatikan Gambar 7. TLKM mulai rebound, tetapi indikator MA malahan berdekatan, hampir DC. Tampaknya indikator MA bereaksi negatif saat beredar kabar Saiful Jamil di vonis 3 tahun. Sungguh menggemparkan, bahkan harga TLKM  naik 0.3% tetapi MA tetap bereaksi negatif. Ini dikarenakan gerakan MA adalah rerata dari 5 candle sebelumnya yang turun cukup jauh.




Gambar 8. TLKM tanggal 29/6-2016 break high dengan candle hijau.
Selama indikator yang kita adopsi dalam sistem trading dalam hal ini adalah MA(5) dan MA(20) belum menunjukkan DC sebagai signal jual, maka saham TLKM tetap di hold.
Terbukti tanggal 29/6-2016, TLKM kembali break high, kali ini dengan candle hijau tinggi, sehingga cukup menyenangkan pemegang saham TLKM.
Mungkin ini adalah cara pasar memberikan hadiah ulang tahun ke-22 untuk Nikita Willy.

Dalam perjalanan berikutnya, TLKM sangat menggembirakan pada tanggal 13/7-2016. Tercatat TLKM mengalami peningkatan 3,9% dan break high. Pada gambar 9 terlihat, tanggal 13/7 TLKM membentuk Morubozu, hari yang benar-benar menggembirakan, karena di hari tersebut Jupe juga memberikan keterangan bahwa dia masih hidup.




Gambar 9. TLKM break high, diikuti koreksi yang cukup dalam.
Hmmm, bahagia itu sederhana, TLKM morubozu dan Jupe masih hidup.
Pasar saham tidak bergerak secara linier, tetapi naik turun mengikuti kondisi pelaku pasar. Bisa jadi banyak penggemar JuPe yang merasa bahagia dan melakukan pembelian besar-besaran pada hari tersebut. Fenomena ini sepertinya akan dipatenkan sebagai Analisa Seleb-mologi.
Berita yang mengecewakan para trader, terutama trader jomblowan sangat berpengaruh. Pada tanggal 15/8-2017, Beredar foto Franda yang cantik dengan suaminya, jelas ini membuat banyak trader patah hati, akibatnya tercermin pada harga TLKM di hari itu tutup -3,3% dan indikator MA menunjukkan DC. Dimulailah fase downtrend. TLKM yang turun, harus dijual besok, seharga 4140.




Gambar 10. TLKM DC, saat nya jual
Ini merupakan pukulan berat untuk para jomblowan, sehingga harus menerima cobaan yang cukup berat.
Apakah harga TLKM akan turun jauh? Berdasarkan signal pada indikator MACD, terlihat indikasi TLKM akan mengalami koreksi, atau setidaknya tidak cukup tenaga untuk melanjutkan penguatan.
Pada Gambar 11. terlihat TLKM bergerak mendatar, walaupun ada peningkatan tetapi masih bisa dikatakan dalam fase sideways. Situasi yang membosankan bagi trader.




Gambar 11. Gerakan TLKM beberapa saat setelah indikator MA menunjukkan DC
Untuk TLKM selama periode 12/5-2016 sampai 16/8-2016, kurang lebih 3 bulan, profit yang dihasilkan adalah sebesar 4140 – 3710 = 430 atau mendapatkan profit sebesar 11,6%. Artinya bila seorang trader membeli saham TLKM pada tanggal 12/5-2016 dengan dana 10jt, maka 3 bulan kemudian dananya telah menjadi 11.600.000,-  hasil yang cukup bagus hanya dengan menggunakan indikator sederhana.
Demikian penjelasan ringan mengenai penggunaan indikator MA yang bisa menghasilkan profit cukup tinggi. Tentu saja penggunaan MA(5) dan MA(20) bisa dimodifikasi sesuai dengan gaya dan tingkat kenyamanan setiap orang. Dengan pengamatan yang cukup panjang, disertai evaluasi dan penyempurnaan sistem trading tentu saja diharapkan bisa memberikan imbal hasil yang lebih baik.

Mengenai konsep Seleb-mology, belum ditemukan hubungan yang cukup kuat antara tingkah selebriti dengan pergerakan harga saham. Apakah kelak hadir seorang analis seleb-mology, jangan ragu untuk menghubungi kami. Kami akan sangat senang mempublikasikan cara analisa terbaru untuk mencapai profit optimal.

Data EoD dengan Frekwensi, Foreign Net Buy/ Sell dan Valuasi Transaksi harian

Kebutuhan data transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia sangat tinggi, setiap institusi mencoba memberikan yang terbaik. Ada berbagai ...